Senin, 08 November 2010

Etika Bisnis Pancasila

Jika ada pendapat bahwa (ilmu) ekonomi tidak mengajarkan keserakahan sedangkan (ilmu atau praktek) bisnis memang serakah, maka memang yang relevan adalah etika bisnis bukan etika ekonomi atau ekonomi moral. Namun jelas Adam Smith mengajarkan adanya homo ekonomikus atau homo socius atau homo religiousus. Artinya manusia memang mengandung pada dirinya dua sifat yang nampak bertentangan, yaitu sifat-sifat selfish-egois dan sifat-sifat social-symphathetic. Inilah sifat-sifat manusia yang masing-masing digambarkan dalam buku Adam Smith Wealth of Nations (1776) dan The Theory of Moral Sentiments.

Pengertian social economics atau economic sociology (Max Weber) adalah cara lain untuk menggambarkan sifat-sifat sosial manusia. Artinya manusia pada dasarnya suka hidup bermasyarakat dan saling membutuhkan yang dalam bahasa Jerman dikenal dalam konsep Gemeinschaft (paguyuban) yang dilawankan dengan konsep Gesellschaft (patembayan). Dalam dunia bisnis Jawa ada istilah “Tuna Satak Bati Sanak” yang artinya orang dapat mentoleransi kerugian uang dengan kompensasi bertambahnya persaudaraan (brotherhood).

Dalam dunia perbankan di Indonesia sejak krisis moneter (krismon) tahun 1997, yang belum kunjung teratasi sampai sekarang, terlihat telah berkembang sistem dan praktek perbankan kapitalistik yang tidak etik karena menekankan pada pengejaran untung sebesar-besarnya. Dalam perbankan etik harus dihilangkan atau dikurangi nafsu mengejar untung tanpa batas, tanpa memperdulikan kepentingan pihak lain. Perbankan etik di Indonesia harus menuju pada upaya-upaya mengurangi kemiskinan dan ketimpangan ekonomi.

Meskipun pernah diantara kita menolak tuduhan Indonesia telah melaksanakan sistem ekonomi Kapitalisme yang cacatnya disebutkan Keynes di atas, tetapi sekarang lebih banyak orang terang-terangan menerima sistem ekonomi tersebut karena dianggap “tak terelakkan” dan karena sejak 1991 jelas kapitalisme telah terbukti memenangkan persaingan dengan sosialisme.

Kapitalisme yang “bermoral” adalah yang kaum buruh (dan petani untuk Indonesia) ikut serta aktif dalam “manajemen produksi”, yang serius mengembangkan program-program penanggulangan kemiskinan, dan jelas-jelas berusaha meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan.

Jika Indonesia pernah menyambut baik sistem sosialisme religius yaitu sistem sosialisme yang aturan-aturan mainnya banyak mengacu pada ajaran-ajaran agama, maka di pihak lain ada yang menganggap lebih tepat menerapkan sistem Kapitalisme Pancasila. Pada hemat kami Pancasila berhak menjadi ideologi, pegangan yang secara penuh menggariskan aturan main, kebijakan dan program-program pembangunan nasional baik dalam bidang ekonomi maupun sosial.

Etika Bisnis Indonesia yang dapat kita sebut Etika Bisnis Pancasila mengacu pada setiap sila atau perasan-perasannya. Menurut Bung Karno, pada pidato kelahiran Pancasila 1 Juni 1945, Pancasila dapat diperas menjadi Sila Tunggal, yaitu Gotong Royong, atau Tri Sila sbb:

1. Socio-nasionalisme (Kebangsaan dan Peri Kemanusiaan)

2. Socio-demokrasi (Demokrasi/ Kerakyatan, dan Kesejahteraan Sosial);

3. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Syarat mutlak dapat diwujudkannya Etika Bisnis Pancasila adalah mengakui terlebih dahulu Pancasila sebagai ideologi bangsa, sehingga asas-asasnya dapat menjadi pedoman perilaku setiap individu dalam kehidupan ekonomi dan bisnis sehari-hari. Baru sesudah asas-asas Pancasila benar-benar dijadikan pedoman etika bisnis, maka praktek-praktek bisnis dapat dinilai sejalan atau tidak dengan pedoman moral sistem Ekonomi Pancasila.

Oleh Prof. Dr. Mubyarto

Disadur dari http://www.ekonomirakyat.org/edisi_2/artikel_1.htm

Hal-hal Yang Perlu Diperharikan Untuk Menciptakan Etika Bisnis

1. Pengendalian diri

Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".

2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)

Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi

Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.

4. Menciptakan persaingan yang sehat

Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"

Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)

Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar

Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.

8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah

Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.

9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama

Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati

Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.

11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan

Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah. kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini.

Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi, serta optimis salah satu kendala dalam menghadapi tahun 2000 dapat diatasi.

disadur dari http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-ritha8.pdf

Moral Dan Etika Dalam Dunia Bisnis

Moral Dalam Dunia Bisnis

Sejalan dengan berakhirnya pertemuan para pemimpin APEC di Osaka Jepang dan dengan diperjelasnya istilah untuk menjadikan Asia Pasifik ditahun 2000 menjadi daerah perdagangan yang bebas sehingga baik kita batas dunia akan semakin "kabur" (borderless) world. Hal ini jelas membuat semua kegiatan saling berpacu satu sama lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) dan keuntungan (profit). Kadang kala untuk mendapatkan kesempatan dan keuntungan tadi, memaksa orang untuk menghalalkan segala cara mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau tidak.

Dengan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin berpacu dengan waktu serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu tatanan perekonomian yang saling menguntungkan. Namun perlu kita pertanyakan apakah yang diharapkan oleh pemimpin APEC tersebut dapat terwujud manakala masih ada bisnis kita khususnya dan internasional umumnya dihinggapi kehendak saling "menindas" agar memperoleh tingkat keuntungan yang berlipat ganda. Inilah yang merupakan tantangan bagi etika bisnis kita.

Jika kita ingin mencapai target pada tahun 2000 an, ada saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika, yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan menengah kebawah dan pengusaha golongan keatas. Apakah hal ini dapat diwujudkan ?

Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam ber-"bisnis". Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan.

Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen. Kenapa hal perlu ini dibicarakan?

Isu yang mencuat adalah semakin pesatnya perkembangan informasi tanpa diimbangi dengan dunia bisnis yang ber "moral", dunia ini akan menjadi suatu rimba modern yang di kuat menindas yang lemah sehingga apa yang diamanatkan UUD 1945, Pasal 33 dan GBHN untuk menciptakan keadilan dan pemerataan tidak akan pernah terwujud.

Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Etika Dalam Dunia Bisnis

Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.

Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Mengapa ?

Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.

disadur dari

http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-ritha8.pdf

Etika bisnis atau manajemen risiko?

Tat kala krisis subprime mortgage mengguncang Amerika Serikat, riak gelombangnya ikut menerpa pasar keuangan dan perekonomian global. Lantas pertanyaan mengenai etika pun mengemuka. Seperti yang diungkap Kostigen, bisnis subprime mortgage dibangun di atas fondasi etika yang rapuh.

Subprime mortgage sebenarnya disediakan bagi mereka yang sebenarnya tidak layak untuk memeroleh kredit perumahan. Mereka yang meminjam melalui subprime mortgage memiliki catatan kredit yang buruk serta bersedia membayar tingkat suku bunga yang lebih tinggi.

Namun, karena menjanjikan tingkat pengembalian finansial yang tinggi, maka pemberi pinjaman berlomba-lomba menawarkan pinjamannya, tanpa memerhatikan kesulitan yang mungkin akan dihadapi oleh para debitor pada masa depan.

Akibat krisis subprime mortgage ini, banyak bank serta lembaga penyalur kredit perumahan lainnya mengalami kerugian yang cukup signifikan. Hingga menjelang akhir November 2007, jumlah kerugian yang berhubungan dengan subprime mortgage yang dialami oleh banyak bank telah mencapai lebih dari US$30 miliar.

Banyak perusahaan lain di seluruh dunia juga mengalami jumlah kerugian yang signifikan, bahkan beberapa penyalur kredit perumahan mengalami kebangkrutan. Manajemen puncak juga tak luput dari sasaran, seperti CEO Merrill Lynch dan Citigroup yang dipaksa untuk mengundurkan diri.

Kabar terakhir, akibat dari krisis subprime mortgage, Citigroup dikabarkan akan memecat 45.000 dari 320.000 orang. Ini kedua kalinya bank itu melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pada April, PHK dilakukan terhadap 17.000 karyawan.

Beberapa tahun terakhir ini subprime mortgage menjadi market niche yang menguntungkan bagi pemberi pinjaman kredit kepemilikan rumah di AS karena menawarkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, dengan prediksi bahwa harga rumah akan terus mengalami kenaikan. Namun, permintaan terhadap perumahan yang menurun secara tiba-tiba mengakibatkan banyak debitor yang mengalami kesulitan dalam melunasi pembayarannya, sebuah risiko yang kemungkinan kurang diperhitungkan oleh para pemberi pinjaman.

Etika bisnis

Pelanggaran terhadap etika bisnis selalu dipicu oleh godaan terhadap keuntungan jangka pendek yang menggiurkan. Pelanggaran terhadap etika acap baru terbukti dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Sejarah telah menunjukkan bahwa ketidakpedulian perusahaan terhadap etika bisnis dapat mengakibatkan kehancuran perusahaan dalam waktu yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan kehancuran perusahaan akibat kesalahan dalam penilaian dan kebijakan bisnis namun tetap memperhatikan etika bisnis.

Akibat buruk dari perilaku yang tidak etis bukan hanya akan menimpa perusahaan itu sendiri namun juga menimpa masyarakat secara umum. Seperti dalam kasus subprime mortgage di atas, kerugian juga menimpa banyak investor di berbagai pasar saham di dunia, akibat berkurangnya nilai aset yang mereka miliki.

Perilaku bisnis yang tidak etis akan menimbulkan berbagai dampak negatif. Selain melahirkan persepsi yang buruk di mata masyarakat, dampak negatif lainnya adalah menurunnya moral karyawan akibat beban psikologis karena bekerja pada perusahaan yang memiliki citra buruk, terpaksa dikeluarkannya biaya untuk mengatasi citra buruk yang ada, dan ketidakpercayaan publik terhadap segala tindakan yang dilakukan perusahaan di masa depan.

Yang juga perlu mendapat perhatian adalah bahwa setiap sistem etika bisnis harus mengakui adanya keterkaitan antara aktivitas bisnis dan kehidupan di luar bisnis yang akan memengaruhi bukan hanya karyawan, namun juga teman, keluarga, dan masyarakat secara umum.

Keputusan bisnis juga merupakan bagian dari keputusan dalam kehidupan secara keseluruhan yang memiliki dampak melewati batas-batas ruang kerja. Jadi perilaku bisnis yang etis bukan hanya bagian dari norma perusahaan, tetapi juga norma masyarakat secara keseluruhan.

Manajemen risiko

Namun, tidak seperti skandal Enron dan WorldCom, yang jelas-jelas merupakan pelanggaran etika bisnis, kasus subprime mortgage barangkali masih berada di wilayah abu-abu. Benarkah karena pelanggaran etika bisnis atau manajemen risiko yang tidak berjalan dengan semestinya?

Penerapan manajemen risiko yang terintegrasi, akan dapat menangkal terjadinya krisis semacam ini. Berbagai risiko diidentifikasi, diukur, dan dikendalikan di seluruh bagian organisasi. Kemungkinan terjadinya risiko dan akibatnya terhadap bisnis merupakan dua hal mendasar untuk diidentifikasi dan diukur.

Melalui pengelolaan risiko terintegrasi, setiap keputusan strategik yang diambil selalu berdasarkan atas informasi yang valid dan reliable. Dengan demikian keputusan itu diharapkan mampu mengantisipasi secara efektif kejadian di masa depan dan mengurangi ketidakpastian.

Pada galibnya, proses bermula dari analisis secara akurat baik terhadap lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Hasil analisis kemudian ditindaklanjuti dengan identifikasi dan klasifikasi secara jelas, spesifik, dan menyeluruh dari tiap risiko yang ada. Namun, identifikasi saja tidaklah cukup.

Banyak perusahaan dapat melakukan identifikasi risiko dengan baik sehingga tahu benar risiko apa saja yang akan dihadapi dalam aktivitas bisnisnya, tetapi salah dalam melakukan antisipasi.

Pertanyaannya, untuk perusahaan sekelas Citigroup seharusnya sudah memiliki manajemen risiko yang cukup canggih, seberapa besar kemungkinannya mengalami kesalahan antisipasi? Disinilah pertanyaan muncul, adakah masalah etika bisnis di dalamnya?

Oleh: A. B. Susanto

Kasus-kasus Etika Bisnis

1. Pelanggaran Etika Bisnis Terhadap Hukum

Sebuah Perusahaan X, karena kondisi perusahaan yang pailit, akhirnya memutuskan untuk melakukan PHK kepada karyawannya. Namun dalam melakukan PHK tersebut perusahaan sama sekali tidak memberikan pesangan, sebagaima diatur dalam UU No.13/2003 tentang ketenagakerjaan. Dalam kasus ini Perusahaan X dapat dikatakan melanggar prinsip kepatuhan hukum

2. Pelanggaran Etika Bisnis Terhadap Akuntabilitas

Sebuah Rumah Sakit swasta melalui pengurusanya mengumumkan kepada seluruh karyawan yang akan mendaftar PNS, otomatis dinyatakan mengundurkan diri. A sebagai salah satu karyawan di Rumah Sakit tersebut mengabaikan pengumuman dari pihak pengurus, karena menurut pendapatnya, ia diangkat oleh pengelola, dalam hal ini Direktur Rumah Sakit, sehingga segala hal dan kewajibannya yang berhubungan dengan pengelola bukan pengurus. Pihak pengelola sendiri tidak memberikan surat edaran resmi mengenai kebijakan tersebut.

Dari kasus ini Rumah Sakit tersebut dapat dikatakan melanggar prinsip akuntabilitas, karena tidak ada kejelasan fungsi pelaksana dan pertanggung jawaban antara pengelola dan pengurus Rumah Sakit

3. Pelanggaran Etika Bisnis Terhadap Pelayanan

Ketersediaan energi listrik sangat vital bagi kehidupan masyarakat indonesia. Terobosan demi terobosan harus dicari demi berakhirnya giliran pemadaman listrik oleh PLN yang merugikan usaha dan masyarakat. Beberapa tahun terakhir ini hampir setiap hari kabar pemadaman bergilir merebak disejumlah daerah.

Dari sudut ekonomi listrik di Indonesia merupakan hambatan untuk menungkatkan daya saing. Hal ini dapat menurunkan minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. PLN melakukan upaya mengenai krisis listrik diantaranya menghimbau masyarakat melakukan penghematan pemakaian listrik. Upaya lain yang dilakukan PLN adalah menambah pasokan listrik melalui proyek pembangkit listrik 10.000 mega watt (MW) dengan dominasi pembangkit listrik berbahan bakar batubara. Sejak tahun 2006 sekitar 34 proyek PLTU yang tersebar di pulau Jawa dan Luar Jawa dicanangkan. Pengerjaan proyek ini tidak berjalan mulus karena komitmen pendanaan dari lembaga keuangan beberapa negara seperti Tiongkok mengalami menegosiasi akibat krisis ekonomi.

Dalam kasus ini PLN dapat dikatakan melanggar pelayanan prima bagi masyarakat maupun dunia bisnis.

Komentar :

Dari ketiga kasus di atas sudah jelas bahwa pelanggaran etika bisnis biasanya berasal dari suatu instansi atau perusahaan. Untuk kasus nomor satu dan tiga kadang mereka para pengusaha dan manajemen pihak perusahaan merasa masyarakatlah selaku karayawan yang membutuhkan mereka sehingga muncul kebijakan semena-mena yang akhirnya merugikan karyawan. Padahal dilain pihak, perusahaan juga membutuhkan karyawan untuk melakukan proses usaha mereka. Perusahaan dan karyawan adalah dua sisi dan saling membutuhkan, oleh sebab itu semua prosedur hak maupun kewajiban perusahaan dan karyawan sudah jelas diatur dalam peraturan ketenaga kerjaan yang sepatutnya dijalankan sesuai koridor yang ada. Pihak serikat pekerja pun seharus menjadi pihak penengah bila terjadi konflik antar kedua belah pihak, tetapi kenyataan banyak dari pihak serikat pekerja yang akhirnya membela perusahaan dan mengesampingkan hak dari karyawan demi keuntungan pribadi. Untuk itu dalam menyikapi kasus nomor satu dan dua kuncinya adalah keterbukaan komunikasi antara kedua belah pihak, apabila ada kebijakan perusahaan yang akan diturunkan ke karyawan maka seharusnya pihak perusahaan membuat dan menyampaikan peraturan tersebut secara resmi dan beretika, terbuka dan sesuai tatacara yang diatur dalam UU ketenagakerjaan.

Untuk kasus nomor tiga dalam kasus ini PLN memang sudah seharusnya mencari terobosan baru untuk masalah stok listrik, bagaimana mencari jalan keluar agar sumber energi yang digunakan untuk listrik tidak kehabisan. Menginformasikan masyarakat akan adanya pemadaman bergilir dan kampanye hemat listrik adalah cara yang tetap untuk saat ini, tetapi PLN juga seharusnya tidak hanya diam menghadapi protes dari masyarakat akibat kerugian yang diderita akibat pemadaman listrik. Seharusnya ada kompensasi atas kerugian yang diderita masyarakat akibat pemadaman listrik tersebut, dan menindak tegas kasus-kasus pencurian listrik yang sudah sering terjadi. Ini adalah PR utama untuk PLN bagaimana menyikapi kasus yang terjadi jangan sampai PLN sebagai perusahaan monopoli pemasok listrik di Indonesia digantikan oleh pihak swasta yang bisa dan mau lebih sungguh-sungguh dalam menyikapi kondisi yang terjadi.

Sabtu, 22 Mei 2010

Tugas Bahasa indonesia (Manfaat Buah Strawberry)

Manfaat Buah Strawberry

Berita gembira bagi anda yang senang mengkonsumsi buah strawberry. Berikut macam-macam manfaatnya:

1. Memutihkan Gigi
Strawberi juga memiliki kekuatan tersendiri untuk memutihkan gigi Anda. Hancurkan buah stroberi, kemudian dengan menggunakan jari, tempelkan pada gigi kemudian biarkan selama satu atau dua menit. Setelah itu gosok dengan sikat gigi secara menyeluruh. Untuk menghindari munculnya warna kuning pada gigi, sebaiknya gunakanlah sedotan kala minum teh, kopi, atau coca-cola. Dijamin minuman tak akan menyentuh gigi Anda.

2. Anti Kanker
Vitamin A yang terdapat di dalam buah ini, dapat membantu mencegah pembentukan radikal bebas, vitamin C menjaga reaksi bahaya di dalam sel, vitamin E can asam ellagic akan bertugas melindungi Binding sel Bari kerusakan karena radikal bebas. Asam ellagic akan membantu melumpuhkan kerja aktif sel kanker.

3. Anti Aging
Buah lambang cinta ini ternyata juga memiliki konsentrasi tujuh zat anti oksidan yang lebih tinggi dibandingkan buah atau sayuran lain, sehingga stroberi merupakan buah yang efektif mencegah proses oksidasi pada tubuh karena radikal bebas. Karena kandungan vitamin BI, B2, C dan Provitamin A pada stroberi dapat menghaluskan kulit dan membuat warna kulit lebih cerah, bersih serta dapat mencegah teriadinya pengeriputan pada kulit.

4. Mengencangkan Kulit
Strawberi yang dimakan teratur dapat mengencangkan, menghaluskan, serta membuat warna kulit lebih cerah dan bersih. Selain dengan mengonsumsinya secara teratur tidak ada salahnya Anda mencoba resep ‘homemade’ lulur stroberi ini agar kulit Anda lebih ‘kinclong’. Siapkan 3 buah stroberi segar, 3 sendok makan madu, 3 sendok makan baking soda, 3 sendok makan gula pasir,
I beri sedikit air. Kemudian blenderlah semua bahan tadi hingga lembut. Stroberi akan membuat kulit Anda halus dan wangi, madu dipercaya mengandung banyak vitamin E, baking soda akan membantu membersihkan kulit, seclangkan gula yang berbentuk butiran akan bekerja seperti scrub yang akan membantu mengangkattumpukan Bel-Bel kulit math pada kulit Anda.

5. Mengatasi Panas Dalam
Ternyata dengan menikmati jus stroberi dapat melenyapkan panas dalam. Nah, berikut resep jus Strawberry yang dapat Anda cobs di rumah. Untuk bahannya Anda perlu menyiapkan 5 buah stroberi segar, cuci bersih kemudian potong-potong, 100 cc susu kacang kedelai, gula pasir secukupnya, 8 potong es batu. Kemudian campur seluruh bahan, lalu blender halus, hidangkan langsung dalam keadaan dingin. Ehm, yammie bukan? Tahukah Anda, selain rasanya yang enak dan dapat mengatasi panas dalam, bila Anda rutin mengonsumsi jus stroberi ini ternyata resep ini memiliki khasiat lain seperti dapat menyegarkan tubuh Anda, meningkatan kreativitas, memenuhi kebutuhan Vit.0 dalam tubuh.

6. Mencegah Leukimia
Buah strawberry juga memiliki efek terapi yang sangat baik untuk mencegah penyakit leukimia, anemia (kurang darah) dan penyakit darah. Dua macam zat yang terkandung di dalamnya, “stroberi amine” clan “asam tanae,, memiliki efek mengekang pertumbuhan dan terjadinya tumor ganas.

Senin, 08 Maret 2010

Contoh Kalimat dalam Aturan Silogisme Kategorial



Contoh Kalimat dalam Aturan Umum Silogisme Kategorial


Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.

Contoh :

Semua mahasiswa Gunadarma belajar Bahasa Indonesia

Adi Mahasiswa Gunadarma

Jadi Adi belajar bahasa Indonesia


B. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.

Contoh :

Semua wanita cantik

Dini adalah seorang wanita

Jadi Dini cantik


C. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.

Contoh :

Semua binatang tidak bernafas dengan paru-paru

Semua binatang tidak tinggal di darat


D. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.

Contoh :

Tidak se ekor ayam pun adalah manusia

Semua ayam berkokok

Jadi manusia tidak berkokok


E. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.

Contoh :

Semua karyawan mengikuti rapat

Tono adalah seorang karyawan

Jadi Tono harus mengikuti rapat


F. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.

Contoh :

Sebagian karyawan lulusan Universitas

Sebagian mahasiswa adalah karyawan


G. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.

Contoh :

Semua ikan berbau amis

Gurame adalah jenis ikan

Jadi Garame berbau amis


H. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.

Contoh :

Beberapa daun berwarna coklat

Tidak seekor binatang pun memiliki daun

Karangan (Kisah Pak Sabar)


Kisah Pak Sabar


Ini adalah kisah seorang bernama Raka dan seorang guru bernama Pak Sabar, Pak sabar adalah seorang guru dan juga tokoh masyarakat yang sangat disegani dan terkenal bijaksana dikampungnya.

Raka adalah murid kesayangan Pak Sabar yang suka belajar, pintar, sifatnya baik dan mendapat beasiswa di sekolahnya. Pada suatu hari ketika Raka sedang pergi ke suatu pasar dikampungnya, dia melihat satu toko kain sedang dikerumunin banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat. Pembeli berteriak: "3x8 = 23, kenapa kamu bilang 24? "Raka mendekati pembeli kain dan berkata: "Sobat, 3x8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi". Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Raka dan berkata: "Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke gurumu Pak Sabar. Benar atau salah Pak sabar yang berhak mengatakan". Raka: "Baik, jika Pak Sabar bilang kamu salah, bagaimana?" Pembeli kain: "Kalau pak Sabar bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?" Raka: "Kalau saya yang salah, semua uang beasiswaku untukmu".

Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Pak Sabar. Setelah Pak Sabar tahu duduk persoalannya, Pak Sabar berkata kepada Raka sambil tertawa: "3x8 = 23. Raka, kamu kalah. Kasihkan uang beasiswamu kepada dia." Selamanya Raka tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Pak Sabar mengatakan dia salah, lalu dia berikan semua uang beasiswanya kepada pembeli kain.

Orang itu mengambil semua uang beasiswa Raka dan berlalu dengan puas. Walaupun Raka menerima penilaian Pak Sabar tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Pak Sabar sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Raka minta ijin tidak bersekolah dengan alasan urusan keluarga. Pak Sabar tahu isi hati Raka dan memberi ijin padanya. Sebelum berangkat, Raka pamitan dan Pak Sabar memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Raka dua nasehat : "Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh." Raka bilang baiklah lalu berangkat pulang. Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Raka ingin berlindung di bawah pohon tapi tibatiba ingat nasehat Pak Sabar dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Raka terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.


Apakah saya akan membunuh orang? Raka tiba dirumahnya sudah larut malam dan tidak ingin mengganggu orang dirumah. Dia menggunakan pisau untuk membuka kamarnya. Sesampai didepan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang. Dia sangat marah, dan mau menghunus pisau, Raka berfikir kalau itu adalah maling. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Pak Sabar, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur adalah adik sepupunya yang baru saja tiba dan sedang berkunjung.

Pada keesokan harinya, Raka kembali ke Pak Sabar, berlutut dan berkata: "Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?" Pak Sabar berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya aku mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pisau, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh". Raka berkata: "Guru, perkiraanmu hebat sekali, aku sangatlah kagum." Pak Sabar bilang: "Aku tahu kamu minta ijin bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3x8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan semua uang beasiswamu. Tapi jikalau guru bilang 3x8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, uang beasiswamu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?" Raka sadar akan kesalahannya dan berkata : "Guru mementingkan yang lebih utama, aku malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Aku benar2 malu."

Jumat, 05 Maret 2010

Ejaan Yang Disempurna


EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.

Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).

Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku panduan pemakaian berjudul "Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan".

Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah".

Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:

  • 'tj' menjadi 'c' : tjutji → cuci
  • 'dj' menjadi 'j' : djarak → jarak
  • 'oe' menjadi 'u' : oemoem -> umum
  • 'j' menjadi 'y' : sajang → sayang
  • 'nj' menjadi 'ny' : njamuk → nyamuk
  • 'sj' menjadi 'sy' : sjarat → syarat
  • 'ch' menjadi 'kh' : achir → akhir
  • awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata depan 'di' pada contoh "di rumah", "di sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Penalaran Deduktif

PENALARAN DEDUKTIF

A. Pengertian Penalaran Deduktif

Penalaran

adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk suatu proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif.

Penalaran Deduktif

adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.

Ø Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,

Ø DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,

Generalisasi :

Ø semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.

* Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.

* Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.


B. Metode Menalar Deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Penalaran deduktif adalah suatu cara penarikan kesimpulan dari pernyataan atau fakta-fakta yang dianggap benar dengan menggunakan logika. Suatu hal yang sudah jelas benar pun harus ditunjukkan atau dibuktikan kebenarannya dengan langkahlangkah yang benar secara deduktif


Penarikan Simpulan Secara Langsung

Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis, jika suatu kalimat dinyatakan dengan S – P maka kesimpulannya P – S.

Contoh :

Premis : Semua sepeda bukan mobil

Kesimpulan : Semua mobil bukan becak



Penarikan Simpulan Secara Tidak Langsung

Penarikan simpulan secara tidak langsung ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum sedangkan premis kedua adalah yang bersifat khusus

Contoh :

Semua mahasiswa UG semester 5 belajar Bahasa Indonesia

Lia mahasiswa UG semester 5

-------------------------------------------------------------------------------------

Jadi, Lia belajar Bahasa Indonesia

Jenis penalaran deduksi yang menarik simpulan secara tidak langsung yaitu :

Silogisme Kategorial

Silogisme Hipotesis

Silogisme Akternatif

Entimen


C. Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial adalah silogisme yang terdiri dari :

Premis Umum : Premis Mayor (My)

Premis Khusus : Premis Minor (Mn)

Premis Simpulan : Premis Kesimpulan (K)

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat, Subjek simpulan disebut Term Mayor, dan Predikat simpulan disebut Term Minor

Contoh :

Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA (My)

Badu adalah mahasiswa (Mn)

Badu lulusan SLTA (K)

Tidak ada manusia yang kekal (My)

Socrates adalah manusia (Mn)

Socrates tidak kekal (K)

Perhatikan contoh berikut:.

(1) Rumah Amin terletak di sebelah barat rumah Akbar.

(2) Rumah Akbar terletak di sebelah barat rumah Abdur

------------------------------------------------------------------------

Jadi, rumah Amin terletak di sebelah barat rumah Abdur (3)

Perhatikan pernyataan 1 dan 2 yang disebut premis dan menjadi dasar penarikan kesimpulan (yaitu pernyataan 3). Apa yang menarik dari pernyataan 1, 2, dan 3 di atas? Jika digambarkan, akan didapat diagram berikut.

Tentunya Anda sendiri, para pembaca naskah ini, tidak akan mengetahui apakah pernyataan tersebut bernilai benar atau tidak. Mungkin juga Anda tidak akan mengenal dan tidak akan mengetahui apakah ketiga orang tersebut benar-benar memiliki rumah. Tetapi Anda dapat menyatakan bahwa jika premis-premisnya (yaitu pernyataan 1 dan 2) bernilai benar maka kesimpulannya (yaitu pernyataan 3) tidak akan mungkin untuk bernilai salah. Sekali lagi, jika premis-premisnya bernilai benar maka kesimpulannya tidak akan mungkin untuk bernilai salah.

Penarikan kesimpulan seperti ini disebut dengan penarikan kesimpulan yang sah, sahih, valid atau abash setiap argumen di mana kebenaran dari premis-premisnya tidak memungkinkan bagi kesimpulannya untuk salah disebut dengan argumen yang sah atau valid. Penarikan kesimpulan di atas dikenal dengan nama silogisme dan bentuk umumnya adalah:

A – B

B – C

-------------

A – C

Perhatikan contoh lain dari penarikan kesimpulan atau argument deduktif beserta bentuk umumnya berikut ini:

Semua manusia Indonesia jago logika

Amin manusia Indonesia

-------------------------------- ------------------------

Jadi, Amin jago logika

Contoh penarikan kesimpulan di atas dikenal dengan modus ponens dan merupakan penarikan kesimpulan yang sahih

Contoh bahwa dari suatu premis-premis yang bernilai salah akan dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang bernilai salah maupun yang bernilai benar melalui suatu proses penarikan kesimpulan yang valid berikut ini.

Babi adalah binatang bersayap. (Salah)

Semua binatang bersayap tidak dapat terbang. (Salah)

--------------------------------------------------------------------------

Jadi, babi tidak dapat terbang (Benar)

Bulan lebih besar daripada bumi. (Salah)

Bumi lebih besar daripada matahari. (Salah)

--------------------------------------------------------------------------

Jadi, bulan lebih besar daripada matahari (Salah)




D. Silogisme Hipotesis

Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang breproposisi konditional hipotesis.

Contoh :

Jika tidak ada air, manusia akan kehausan (My)

Air tidak ada (Mn)

Jadi, manusia akan kehausan (K)


E. Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif, yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh :

Nenek Lia berada di Bandung atau Bogor

Nenek Lia berada di Bandung

Jadi, nenek Lia tidak berada di Bogor


F. Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan, yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh :

Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu

Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu anda berhak menerima hadiahnya.

Minggu, 03 Januari 2010

TUGAS III

PERILAKU KONSUMEN
TUGAS III
NAMA : AULIA NINGRUM
NPM : 11207441 



I. Brand Follower

Brand follower dapat didefinisikan sebagai merek pengikut alias merek imitasi (immitation brand). Di Indonesia, merek semacam ini sungguh berjubel, banyak sekali. Jadi, yang harus diingat oleh brand pioneer, keberadaan merek pengikut tersebut tidak bisa diabaikan.

Follower Chance 
Setelah brand pioneer menenteng sederet keunggulan, mungkinkah itu menutup kesempatan bagi para free rider effect, sebutan bagi para later entrants (follower), untuk memenangkan persaingan? Jawabannya tidak! Betul kata Schnaars, yang pertama bisa jadi terakhir dan sebaliknya.

Terang saja begitu, sebab follower juga menawarkan banyak kelebihan. Kelebihan itu, antara lain: pertama, mereka bisa menghindari produk-produk yang tidak potensial. Kedua, apabila produk itu punya risiko, risikonya sudah ditanggung oleh pionir. Ini yang membuat mereka selamat dari mara bahaya.

Biaya research and development-nya lebih kecil dibandingkan dengan market leader. Sebab, follower masuk ke pasar belakangan di saat pasar itu sudah terbentuk. Keempat, mereka punya peluang untuk mendapatkan market share dari market leader. Kalau pasarnya lemah biasanya follower akan mudah menggerusnya.

Mereka sangat low cost of educating consumers. Mereka tidak terlalu dituntut banyak untuk mengedukasi konsumen, misalnya tentang manfaat produk yang dipasarkan. Karena, proses edukasi sebelumnya sudah dilakukan oleh market leader. Konsumen sudah mengerti apa benefit dari produk itu.
.


Wings Group Sebagai Contoh Brand Follower

Immitator, meniru beberapa hal dari pionir dan mencoba membedakan dalam hal kemasan, iklan, harga, dan sejenisnya. Adapter, mereka mengikuti pionir lalu mengadaptasi serta memperbaiki apa yang menjadi kelemahan pionir itu. Ambil contoh, Wings Group termasuk satu anggota kelompok ini

Cirinya adalah mereka selalu melihat apa yang menjadi kelemahan market leader, dalam hal ini Unilever, misalnya, kemudian mencoba memperbaikinya. Contoh produknya, Smile Up mengikuti Close Up milik Unilever, Mi Sedaap mengikuti Indomie punya Indofood, Ale-Ale seperti Frutang, dan lain sebagai.

Selain itu, strategi yang mereka sodorkan, yang utama, mereka bisa menawarkan harga yang lebih rendah. Mereka bermain di value marketing. 
Mereka mempunyai kesempatan memperbaiki produk dengan cara menggunakan teknologi yang lebih canggih ini yang paling banyak dilakukan oleh para follower di Tanah Air dan cukup berhasil, yaitu menggunakan market power. Ini seperti yang dilakukan Wings Food terhadap Indofood tadi dan sukses.

Implikasi dari market power itu ialah the most effective where advertising and distribution are key. Iklan dan distribusi menjadi kekuatan utama dalam menghadapi market power. Karena pasarnya sudah ada dan besar, dua sisi itu telah terbukti paling efektif untuk meraih market share bagi follower.



II. Tren yang diminati Wanita / Pria dengan Teori Skala CAD, Skala ATSCI, dan Teori Sifat

Skala CAD
Penggunaan software CAD untuk design illustrasi mode, technical drawing dan worksheet, Didasarkan pada gambar desain dari Design Research and Development untuk kemasa produk misalnya


Skala ATSCI
Dalam perspektif teori ini, setiap orang berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial. ketika dalam suatu masyarakat terdapat norma-norma yang kuat sehingga mengkungkung anggota masyarakatnya, maka tindakan perilaku seseorang akan diarahkan oleh norma-norma tersebut. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Bearden dan Rose pada tahun 1990 yang menggunakan skala attention to social caparison information (ATSCI), menemukan bahwa ada kecenderungan tinggi pada konsumen untuk menyesuaikan pada tekanan sosial dalam melakukan pembeliannya. Ada kesadaran yang tinggi pada konsumen-konsumen tersebut tentang bagaimana orang lain akan bereaksi pada perilaku mereka, dan cenderung akan merubah perilaku mereka agar konsisten dengan norma-norma kelompok.

Teori Sifat
Melalui teori sifat kita mempelajari bagaimana perilaku konsumen cenderung memilih produk dan menjadi loyal terhadap produk yang kita ciptakan.




III. Evaluasi Alternatif Sebelum Konsumen Mengambil Keputusan Untuk Membeli
Apa yang mempengaruhi proses pembelian? Proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Jelas bahwa proses pembelian berlangsung jauh sebelum pembelian aktual dan berlanjut
jauh sesudahnya. Pasar perlu berfokus pada seluruh proses pengambilan keputusan pembelian bukan hanya pada proses pembeliannya saja. 
Secara teori konsumen melalui seluruh lima tahap pada tiap pembelian. Tapi pada pembelian rutin, konsumen terkadang melewatkan atau membalik beberapa tahap itu. Seorang wanita yang kadang membeli pasta gigi merek yang biasa digunakannya akan mengenali kebutuhan tetapi dia akan bergerak langsung ke proses pembelian, dengan melewatkan pencarian informasi dan mengevaluasi alternatif. Pertimbangan yang muncul pada saat konsumen menghadapi situasi pembelian baru bisa bersifat kompleks. 
Pengenalan Kebutuhan 
Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition)-pembelian mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulus internal ketika salah satu kebutuhan normal-lapar, haus, seks, naik ke tingkatan yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong. 
Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan eksternal. Seseorang mungkin merasa membutuhkan hobi baru ketika kesibukan pekerjaannya mulai menurun, dan dia mulai memikirkan kamera setelah berbincang-bincang dengan teman tentang fotografi atau setelah melihat iklan kamera. Pada tahap itu, pemasar harus meneliti konsumen untuk mengetahui kebutuhan macam apa yang menyebabkan kebutuhan itu muncul, dan bagaimana cara pemasar menuntun konsumen supaya membeli produk tersebut. 
Setelah mengumpulkan informasi seperti itu, pemasar dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang paling sering memicu ketertarikan terhadap produk dan mengembangkan program pemasaran yang melibatkan faktor-faktor tersebut. 
Pencarian Informasi 
Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya. Jika tidak, konsumen akan menyimpan kebutuhan itu kedalam ingatan atau mengerjakan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan itu. 
Pada satu tahapan tertentu, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian. Pada tahapan itu, seseorang menjadi lebih menerima informasi mengenai kamera. Ia memperhatikan iklan kamera, kamera yang digunakan oleh temannya, dan percakapan tentang kamera. Atau ia mungkin mengerjakan pengumpulan informasi secara aktif, dimana ia mencari informasi tertulis, menelepon teman, dan mengumpulkan informasi dengan berbagai cara lain. Jumlah pencarian yang dikerjakan tergantung pada kekuatan dorongan pada dirinya, jumlah informasi awal yang ia miliki, kemudahan pencarian informasi tambahan, nilai yang ia berikan pada informasi tambahan,
dan kepuasan yang di dapat setelah pencarian. 
Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber. Sumber itu meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja), sumber komersial (iklan, penjual, pengecer, bungkus, situs Web, dan lain-lain), sumber publik (media massa, organisasi pemberi peringkat), dan sumber berdasarkan pengalaman (memegang, meneliti, menggunakan produk). Pengaruh relatif di antara sumber informasi itu berbeda-beda di antara berbagai produk dan pembeli. 
Konsumen biasanya menerima sebagian besar informasi dari sumber komersial.-yang dikendalikan oleh pemasar. Namun demikian, sumber yang paling efektif cenderung yang bersifat pribadi. Sumber komersial biasanya memberikan informasi kepada pembeli, sedangkan sumber pribadi memberikan legitimasi atau mengevaluasi produk bagi pembeli. 
Seseorang terkadang meminta orang lain-teman, keluarga, rekan kerja dan para profesional-supaya merekomendasikan produk atau jasa. Oleh karena itu, perusahaan mempunyai ketertarikan yang kuat untuk membangun sumber pemasaran getok tular (word of mouth sources). Sumber-sumber itu mempunyai dua keuntungan utama. 
Pertama, sumber itu meyakinkan. Pemasaran getok tular atau pemasaran dari mulut ke mulut adalah satu-satunya metode promosi dari konsumen, oleh konsumen, dan untuk konsumen. Mempunyai konsumen yang setia dan terpuaskan dan membangga-banggakan bisnis mereka dengan anda merupakan mimpi setiap pemilik bisnis. Tidak hanya konsumen yang puas mengulangi pembelian, tetapi mereka juga menjadi papan promosi berjalan bagi bisnis anda. 
Kedua, biaya yang rendah. Menjaga hubungan dengan konsumen dan mengubahnya menjadi sumber promosi getok tular membutuhkan biaya yang relatif rendah. Semakin banyak informasi yang didapat, kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang adanya merek dan fitur akan meningkat. Dalam pencarian informasi, seseorang banyak mempelajari merek yang tersedia. Informasi itu juga membantunya meninggalkan pilihan merek tertentu. Perusahaan harus mendesain bauran pemasarannya agar calon konsumen sadar dan tahu akan mereknya. Secara hati-hati perusahaan harus mengidentifikasi sumber informasi konsumen dan tingkat kepentingan tiap-tiap sumber itu. 
Konsumen harus ditanyai bagaimana awalnya mereka mendengar merek itu, informasi apa yang didapat, dan bagaimana mereka mengurutkan tingkatan arti penting sumber informasi yang berbedabeda itu. 
Pengevaluasian Alternatif 
Kita telah mempejari cara konsumen menghasilkan informasi yang menghasilkan sekumpulan merek-merek yang akhirnya dipilih. Bagaimana cara konsumen memilih dari alternatif merek yang ada? Pemasar perlu memahami proses pengevaluasian alternatif-yakni, cara konsumen memproses informasi yang menghasilkan berbagai pilihan merek. Sayangnya, konsumen tidak melakukan satu evaluasi secara tunggal dan sederhana, tetapi konsumen mungkin melakukan beberapa proses avaluasi. 
Sikap konsumen terhadap sejumlah merek tertentu terbentuk melalui beberapa prosedur evaluasi. Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individual dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis. 
Dalam waktu yang lain, konsumen bersangkutan mengerjakan sedikit atau tidak mengerjakan evaluasi sama sekali; melainkan mereka membeli secara impulsif atau bergantung pada intuisi. Terkadang konsumen membuat keputusan sendirian, kadang tergantung pada teman, petunjuk konsumen, atau penjual untuk mendapatkan saran pembelian. 
Jika ia tadi mempersempit pilihannya menjadi empat kamera.juga dapat dianggap ia hanya tertarik pada empat atribut kualitas gambar, kemudahan penggunaan, ukuran kamera dan harga. Ia telah membentuk keyakinan tentang berapa peringkat merek menurut masing-masing atribut. Jelas, jika terdapat satu kamera yang mendapat peringkat terbaik dalam semua atribut, dapat kita perkirakan, bahwa ia akan memilihnya. Namun, merek dapat berbeda-beda daya tariknya. Keputusan pembeliannya mungkin berdasarkan pada hanya satu atribut, oleh karena itu pilihannya akan mudah ditebak. Jika ia menginginkan kualitas gambar merupakan atribut yang paling penting di atas yang lain, ia akan membeli kamera yang mempunyai gambar terbaik. Tetapi pembeli mempertimbangkan beberapa atribut yang masing-masing tingkat kepentingannya berbeda-beda. Jika kita mengetahui bobot kepentingan yang diberikannya tiap-tiap atribut dari keempat atribut tersebut, kita dapat memperkirakan pilihan merek kamera yang akan dibelinya sehingga lebih dapat diandalkan ketetapan perkiraannya. 
Pemasar harus mempelajari pembeli supaya dapat mengevaluasi alternatif merek secara aktual. Jika pemasar mengetahui proses evaluasi seperti apa yang terjadi, pemasar dapat mengambil langkah untuk mempengaruhi keputusan pembeli. 
Keputusan Pembeli 
Di tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderuangan (niat) pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Jika suami Anna Flores sangat merasa Anna harus membeli kamera yang harganya paling murah, maka kesempatan Anna membeli kamera mahal akan berkurang. 
Faktor kedua adalah faktor situasi tak terduga. Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun, keadaan tak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian, Anna Flores mungkin kehilangan pekerjaannya atau pembelian lainnya lebih mendesak atau mungkin temannya mengatakan kecewa terhadap kamera pilihannya yang juga kamera kesukaan Anna. Atau, pesaing dekat menurunkan harga. Jadi, preferensi dan kecenderungan pembelian tidak selalu menghasilkan pilihan pembelian aktual. 
Perilaku Setelah Pembelian 
Pekerjaan pemasar tidak hanya berhenti pada saat produk dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk ke perilaku setelah pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar. Apa yang menentukan pembeli puas atau tidak puas terhadap pembeliannya? Jawabnya terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan kinerja produk uang dirasakan. Jika produk jauh di bawah harapan konsumen, maka konsumen kecewa; jika produk memenuhi harapannya, konsumen terpuaskan, jika melebihi harapannya, maka konsumen akan merasa sangat senang. 
Semakin besar beda antara harapan dan kinerja, semakin besar pula ketidakpuasan konsumen. Oleh sebab itu, penjual harus janji yang benar-benar sesuai dengan kinerja produk agar pembeli merasa puas. Beberapa penjual bahkan menyatakan janji tingkatan kinerja yang lebih rendah dibandingkan kinerja sebenarnya agar kepuasan konsumen menjadi sangat tinggi. Misalnya, wiraniaga Beoing cenderung konservatif pada saat memperkirakan potensi manfaat pesawatnya. Mereka hampir tiap kali menyatakan efesiensi bahan bakar lebih rendah dari pada sebenarnya-mereka menjanjikan penghematan bahan bakar sebesar 5 persen yang ternyata 8 persen. Konsumen akan merasa senang terhadap kinerja yang lebih baik daripada yang diharapkan. Mereka akan membeli lagi dan berkata kepada calon pelanggan lain bahwa Boing memenuhi janjinya. 
Hampir seluruh pembelian penting menghasilkan disonansi kognitif, atau ketidaknyamanan pembeli karena konflik setelah pembelian. Setelah pembelian, konsumen akan merasa puas dengan manfaat merek yang telah dipilih dan senang untuk menghindari kekurangan dari merek yang tidak dibeli. Namun, setiap pembelian melibatkan kompromi. Konsumen mendapatkan ketidak-nyamanan akibat mendapatkan kekurangan produk yang dibeli dan kehilangan sejumlah manfaat produk yang tidak dibeli. Oleh karena itu, konsumen merasakan setidak-tidaknya ada disonansi setelah pembelian pada setiap pembeliannya. 
Mengapa memuaskan konsumen itu sangat penting? Kepuasan itu penting karena penjualan perusahaan berasal dari dua kelompok dasar-pelanggan baru dan pelanggan lama. Biasanya biaya akan lebih besar untuk menarik pelanggan baru daripada mampertahankan pelanggan lama dan jalan terbaik untuk mempertahankan pelanggan adalah dengan memuaskan mereka. 
Kepuasan pelanggan merupakan kunci untuk membuat hubungan jangka panjang dengan pelanggan-yakni untuk mempertahankan dan menumbuhkan konsumen serta untuk memetik hasil yang berupa nilai seumur hidup pelanggan. Pelanggan yang puas akan kembali membeli produk, berbicara yang menyenangkan tentang produk itu, lebih sedikit memperhatikan merek dan iklan pesaing, serta membeli produk yang lain dari perusahaan yang sama. Banyak pemasar bertindak lebih dari sekedar memuaskan harapan konsumen-mereka berupaya
menyenangkan hati konsumen. Konsumen yang hatinya merasa senang akan membeli lagi produk tersebut serta berbicara yang menyenangkan tentang produk dan perusahaan itu. 
Konsumen yang tidak puas memberikan tanggapan secara berbeda. Konsumen yang puas, secara rata-rata, akan berbicara kepada tiga orang mengenai baiknya pengalaman mereka mengenai produk, sedangkan konsumen yang tidak puas akan mengeluh ke 11 orang. Bahkan, suatu studi menunjukkan bahwa 13 persen orang yang mempunyai masalah dengan organisasi tertentu mengeluh tentang organisasi tersebut ke lebih dari 20 orang. Jadi, berita buruk dari mulut ke mulut berjalan lebih cepat daripada berita baik dari mulut ke mulut dan dapat dengan cepat merusak sikap konsumen terhadap perusahaan dan produknya. 
Oleh karena itu, perusahaan yang bijaksana perlu mengukur kepuasan konsumen secara teratur. Perusahan tersebut tidak dapat semata-mata mengandalkan konsumen yang tidak puas yang secara sukarela menyampaikan keluhannya kepada perusahaan. Sebesar 96 persen konsumen yang tidak senang tidak pernah menyampaikan keluhannya. Perusahaan harus membangun sistem yang mendorong konsumen menyampaikan keluhannya. 
Dengan cara itu, perusahaan dapat mempelajari secara baik kerja perusahaan tersebut dan bagaimana meningkatkannya. Perusahaan 3M mengaku lebih dari dua per tiga produk barunya datang dari mendengarkan keluhan konsumen. Tetapi mendengar saja tidak cukup-perusahaan harus menanggapi dengan baik setiap keluhan yang diterima. 


IV. Keterlibatan T/R dalam Pengambilan Keputusan Membeli

Analisis biaya dan pendapatan

Biaya produksi:
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = total cost (biaya total)
TFC = total fixed cost (biaya tetap total )
TVC = total tidak tetap cost (biaya tidak tetap total )

Penerimaan:
TR = P.Q
Keterangan:
TR = total revenue (penerimaan total)
P = price per unit (harga jual per unit)
Q = quantity (jumlah produksi)

Keuntungan:
Π = TR – TC
Keterangan:
6
Π = pendapatan bersih atau keuntungan
TR = total revenue (penerimaan total)
TC = total cost (biaya total)


Revenue Cost Ratio (R/C)

R/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan total dan biaya total, yang
menunjukkan nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan.
Adapun R/C ratio dapat dirumuskan sebagai berikut.
TR
R/C = ------
TC
Keterangan:
TR = Total revenue
TC = Total Cost

Kriteria penilaian R/C ratio:
R/C < 1 = usaha agroindustri mengalami kerugian
R/C > 1 = usaha agroindustri memperoleh keuntungan
R/C = 1 = usaha agroindustri mencapai titik impas


Analisis titik impas (BEP)

Perhitungan BEP atas dasar unit produksi dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus:
TFC
BEP (Q) = ------------------------
P/unit – VC/unit
Keterangan:
BEP (Q) = titik impas dalam unit produksi
TFC = biaya tetap
P = harga jual per unit
VC = biaya tidak tetap per unit

Perhitungan BEP atas dasar unit rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
TFC
BEP (Rp) = ------------------------
1 – (VC/TR)
Keterangan:
BEP (Rp) = titik impas dalam rupiah
TFC = biaya tetap
VC = biaya tidak tetap
TR = penerimaan total



V. Konsep Motivasi dan Afeksi

Ada 5 konsep pokok motivasi:
1. Pengenalan kebutuhan
2. Dorongan
3. Perilaku berdasarkan tujuan
4. Objek insentif
5. Afeksi

Motivasi timbul mulai dari nilai : 
1. Rangsangan : - Internal
  - Eksternal
2. Kebutuhan akan pemenuhan seseorang.
Konsep Afeksi : Perasaan membutuhkan menghasilkan sebuah keadan dorongan yang menciptakan reaksi afektif pada diri konsumen. 
Afeksi : Perasan yang mencakup emosi dan suasana hati.




Konsep komunikasi dalam pemasaran: 
Ada 5 faktor-faktor pengendali efektivitas komunikasi :
• Karakteristik sumber
• Isi pesan
• Karakteristik medium
• Faktor kontekstual
• Karakteristik pemirsa

Adapun cara mengembangkan komunikasi yang efektif:
• Mengidentifikasi audiens yang dituju
• Menentukan tujuan komunikasi



VI. Komunikasi Dalam Pemasaran

Komunikasi internal

Komunikasi internal dapat memotivasi para pegawai di dalam organisasi agar bekerja lebih efisien. Mereka memerlukan informasi yang tepat, menerima kejelasan tugas dan organisasi, prosedur, dan penyelesaian hal-hal yang bersifat kabur dan kotradiksi

Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang lain diluar organisasi, seperti relasi, langganan, konsumen, atau masyarakat pada umumnya. Komunikasi eksternal ini mempunyai daya jangkau jarak jauh, yang akan membentuk goodwill (nama baik) dan membentuk imajinasi reputasi baik di hati masyarakat. Reputasi bagi sebuah perusahaan dapat berbentuk dengan mengadakan kemunikasi secara terus menerus dengan masyarakat, melalui cara dan kegiatan seperti promosi diberbagai media, menyebarkan pamflet dan sebagainya.